Pikiranmu Lagi Berisik? Nulis, Yuk!


 

Semenjak bergabung ke dalam komunitas sharing ilmu literasi, saya tak lagi pusing dengan pikiran yang seringkali penuh di kepala. 

Pikiran itu seakan tak berhenti berisik dan memaksa saya untuk mengeluarkan unek-unek di kepala. Ya, saya tuliskan ke dalam goresan kata penuh makna. 

Seringkali pikiran menganggu saya, tapi saya berusaha mengubah pikiran yang berisik menjadi karya. So. Rasanya emosi jadi release dan lega. 

Apalagi bila saya kena mental atau adanya perasaan tersisih. Di saat saya  merasa rendah diri itu saya sering ikut lomba dan membuka kembali piagam yang pernah saya dapatkan. 

Saya afirmasi diri sendiri bahwa saya juga bisa seperti orang hebat pada umumnya hanya saja moment keberhasilan seseorang berbeda-beda.

Rezeki sudah Allah atur. Sehingga saya terbebas dari hal itu. Ketika pikiran insecure datang saya pun menulis karena saya tahu insecure merupakan pengalaman batin dimasa lalu akibat trauma.

Sehingga hal ini membuat seseorang merasa rendah diri, tidak bisa bersosialisasi dan memandang dirinya sebagai seseorang yang tidak layak untuk menerima hubungan dengan orang lain.

Hal ini membuat dia menarik diri dari dunia luar dan tidak mau tampil. Dia akan merasa terganggu apabila ada orang yang menyoroti keberadaannya dan sedikit saja mengomentarinya.

Meskipun kata-kata komentar itu tidak bermaksud untuk menyakiti, tetapi dia akan merasa sangat terluka. 

Hal ini menunjukkan bahwa ada indikasi trauma di masa lalu dan dia belum sepenuhnya berdamai dengan keadaan. Bisa jadi dia pernah mengalami inner child. Ketika di masa kecil tidak pernah diapresiasi dan pernah dibully.

Inilah yang membuatnya tidak bisa hidup percaya diri dan berdampingan dengan orang lain secara normal karena perasaannya sering diganggu oleh insecure

Dia akan merasa terancam bila harus tampil di depan publik, bahkan dia merasa bahwa tidak diterima di lingkungannya, padahal tidak ada peristiwa yang terjadi dan hal itu hanya pikiran negatif saja yang sering muncul dipermukaan saja.

Artinya cara pandangnya tentang sesuatu seringkali tidak stabil, gangguan mental yang dialami menjadi rintangan yang membuatnya tidak bisa berkembang, stagnan dan hanya terpusat pada  satu hal yang tidak terpecahkan.

Lingkungan toxic seringkali membuatnya semakin tersiksa dan dia butuh support sistem. Jika dibiarkan terus menerus akan berakibat fatal pada dirinya sendiri. Bila kondisi ini dibiarkan lama kelamaan akan menjadikannya depresi.

Hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus dilakukan langkah awal sebagai solusi agar dia bisa bangkit dari keterpurukan dan menjadi manusia baru seutuhnya.Ya, kita bisa menggunakan latihan sebagai cara untuk membuatnya merasa berharga.

Setiap proses latihan yang dilakukan pasti ada hasilnya, tapi meskipun sedikit pun hasilnya, kita harus rayakan. Sebagai bentuk penghargaan bagi diri dan langkah selanjutnya dengan menulis.

Tulisan berupa afirmasi positif setiap hari tentang apa saja yang berkaitan dengan progresnya.

Luangkan waktu untuk merefleksikan diri dan obati dengan healing.Buat me time dengan cara berolahraga, field trip, main hujan, main musik, bernyanyi atau berkarya.

Intinya dia harus menyibukkan diri dengan hal yang positif agar bisa menghilangkan insecure.

Bergabung dalam komunitas lingkungan yang positif dan membangun circle yang sehat. Jangan lupa setiap perubahan kecil harus dijadikan evaluasi sehingga dia bisa mengontrol emosi dan mengaturnya.

Terakhir, coba berbagai lomba, tantangan untuk tampil dan ambil bagian dari berbagai event. Dengan begitu dia akan sering menempa dan melatih diri. Ketika dia menang, hargai dengan reward pada diri sendiri.

Refleksikan lagi ke dalam bentuk tulisan tentang pengalaman batin yang dia rasakan ketika melalui proses perjuangan tersebut. Terakhir, jangan menyerah untuk berlatih dan semangat menjalani proses menjadi pribadi baru yang lebih baik. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia semua hal bisa diwujudkan asal dengan kesungguhan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan seiring berjalannya waktu trauma akan terkikis dan bisa berdamai dengan keadaan. Semangat, ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Harian Mereguk Ilmu

Perasaan Terbuang, Si Anak Broken Home

Intisari Ilmu, Workshop Guru Menulis “Bukan Hanya Sekadar Tulisan Biasa”