Hujan Luka
Ketika sang Surya pulang ke peraduan
Aroma petrikor semerbak datang
Dalam jiwaku yang sunyi
Rinai tak berhenti menyapa
Dia tertawa mengguyur batinku
Aku ingin pulang ke rumah
Tapi rumah ini begitu pengap,
paru-paruku sesak
Dindingnya mulai keropos
bagai senyumku yang hilang
Atapnya yang retak
Bagai hatiku yang patah
Rumahku tak lagi sehangat yang dulu
Tak ada lagi tempatku berteduh
Tak ada kehangatan
Dalam rumah yang ramai
jiwaku meringkuk kesepian
Rumah ini tentang kita
Aku kayu dan kau atapnya
Tapi kini rumah kita bagai penjara
Sebelum rumah kita roboh,
Kembalikan senyum yang pudar
Jangan biarkan waktu membius
Menghancurkan rumah kita
Karena waktu akan menjawab semua rasa
Kamu dan aku, tidak bisa bernapas dalam rumah yang sama.
Bumiku, 26 Januari
Komentar
Posting Komentar