Tentang Rasa Sakit
Kalau ada di dunia ini rasa sakit yang bisa membuat stres pada diri seseorang, bagaimana bila semua itu jadi kebalikan. Seseorang yang sedang stres, tapi tidak bisa mengatasinya, mengakibatkan penyakit dalam dirinya. Anda tahu bahwa ketika tingkat stres pada diri seseorang dibiarkan saja, maka akan semakin bertambah besar.
Coba renungi apa yang membuat Anda stres saat ini? Lalu, dengan jujur mengakui apa yang harus Anda terima. Misalnya saat ini saya sedang stres, ketika jagoan saya kalah dalam sebuah pertandingan. Awalnya saya merasa yakin, tapi takdir berkata lain. Saya harus menerima kenyataan bahwa Allah telah mengatur semua hal yang terjadi dan saya harus mengubah pemikiran bahwa semua takdir Allah itu terbaik.
Sebenarnya saya sudah berusaha untuk menerima kekalahan jagoan saya, hanya saja saya pernah mengalami pengalaman traumatis yang membuat saya terjebak dalam perasaan sedih. Apalagi, ketika ada orang lain yang mengejek saya bahkan menertawai saya. Sejujurnya, semua itu membuat saya ingin teriak. Kemudian saya ingin bisa memaafkan orang itu dan berdamai dengan keadaan.
Saya ingin hidup bahagia, tidak terjebak oleh rasa sakit yang membuat saya stres. Di tengah kesulitan hidup yang saya jalani, saya harus belajar mengikhlaskan segala-galanya. Hari ini saya tahu, daya tahan tubuh saya melemah karena saya tidak membiarkan masalah itu hilang. Saya malah menangis dalam batin, tapi tidak menuangkannya.
Saya tahu hal ini tidak benar. Tidak seharusnya saya sedih, tak seharusnya saya masih punya perasaan marah dan tak seharusnya saya berdamai dengan keadaan. Saya menganggap hal ini lumrah dan wajar karena belum lama hal ini terjadi. Jika tidak ada orang yang mengungkit masalah itu, perasaan saya akan lupa dan terasa tenang. Ya, keputusan saya hari ini agar bisa bangkit dan tersenyum di hari esok yaitu saya membiarkan dengan ikhlas semua yang terjadi. Saya akan menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru di tahun 2025 dengan penuh semangat serta optimis.
Saya juga pernah merasakan flexing. Ketika orang lain menyakiti saya dan saya tidak membalas apapun. Saya bercerita pada orang lain seolah saya paling menderita dan saya merasa malu mengakui itu. Tidak seharusnya saya terjebak dengan emosi itu. Toh, hari ini saya harus menerima realita bahwa kami sudah kalah. Dari semua peristiwa yang terjadi saya memutuskan bahwa saya mengakui kekalahan ini.
Saya juga menerima semua kekalahan. Saya tidak punya kuasa atas semua yang terjadi karena semua yang terjadi atas kehendak Allah dan hanya Dia yang berhak mengatur takdir. Begitu pula ketika saya tidak beruntung dan mengalami masalah ekonomi, saya menerima semua yang terjadi dengan sabar. Saya terus berikhtiar tanpa mengeluh. Saya berusaha untuk menerima semua yang terjadi.
Hari ini jika saya masih bernapas, saya ingin berterima kasih pada diri sendiri telah menikmati indahnya hidup ini. Saya akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang baik dan saya tidak akan berhenti berbuat baik pada diri sendiri dan juga pada sesama.
Rasa sakit yang saya derita saat ini semoga mengurangi dosa-dosa saya di masa lalu. Sungguh, saya jadi menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak mampu saya lakukan, ketika saya terjebak dalam stres dan saya harus berusaha untuk release dari emosi yang mengganggu hidup saya.
Saya juga tahu keterbatasan saya sebagai manusia, sehingga saya akan memasrahkan semua hal yang terjadi pada Allah karena ada sesuatu yang di luar kendali saya sebagai manusia. Saya harus membiarkan hal itu terjadi dan tidak menyalahkan diri sendiri. Saat ini yang terpenting bagi saya adalah sabar dan ikhlas.
Saya tidak ingin membiarkan diri saya terjebak dalam lingkar stres. Penyakit apapun yang datang akan menjadi teguran bagi saya untuk lebih menyayangi diri sendiri. Saya harus bisa mengelola pikiran agar rileks dan tidak terjebak ke dalam stres. Saya hanya ingin hidup bahagia, jika saya menolak sesuatu yang menurut saya tidak mampu itu karena saya sedang berjuang untuk bangkit dan menyiapkan diri saya agar selalu sehat mental.
Stres dalam jangka waktu panjang akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Salah satu gangguan kesehatan gigi dan mulut akibat stres adalah penyakit gusi atau penyakit periodontal. Pembengkakan gusi, penurunan gusi, dan makanan yang sering tersangkut di gigi bisa menandakan adanya penyakit gusi.
Menurut Industrial Health National Institute of Occupational Safety and Health, stres dalam dunia pekerjaan dapat memengaruhi timbulnya penyakit gusi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah pegawai yang mengalami penyakit gusi. Beberapa kondisi yang berpengaruh, yakni: Orang yang berusia lanjut, memiliki status ekonomi rendah dan kurang menyukai pekerjaannya.
Kalau boleh jujur, saat ini saya ingin melamar pekerjaan. Namun, kondisinya saya tidak mendapat restu suami. Sehingga saya harus menahan keinginan untuk pindah. Padahal, saya ingin bisa mengubah nasib keluarga. Sayangnya, ketika orang-orang memilih pekerjaan dengan cara yang mudah misalnya secara online, saya malah ingin mencari pekerjaan dengan jam kerja yang padat dari pagi sampai sore. Saya ingin punya penghasilan yang cukup agar beban pikiran saya berkurang.
Mungkin, stres yang saya alami kali ini salah satu faktornya karena masalah pekerjaan. Kemudian, saya sedang mengalami penurunan semangat karena peserta didik saya yang nakal. Sebenarnya wajar, jika semua anak remaja nakal. Namun, saya khawatir kenakalan mereka menyebabkan jumlah siswa tahun ini yang mendaftar di sekolah kami menurun.
Jujur, semua itu akan berdampak pada masalah penghasilan. Saya jadi berpikir, jika masalah penghasilan selalu mengancam hidup saya, bagaimana caranya agar saya bisa menjadi orang yang bahagia tanpa pusing memikirkan hal ini. Saya ingin bercerita bahwa sebenarnya orang yang mencari uang tidak perlu harus keluar rumah, tapi bisa dikerjakan di rumah sekali lagi saya limbung bagaimana cara memulainya.
Saya belum menemukan cara dan formula yang tepat untuk menjadi penulis yang sukses dan mendapatkan cuan dari menulis. Tidak pernah terpikir di otak saya, apalagi jika sedang sakit. Saya hanya ingin istirahat. Jika Allah menghendaki maka saya akan mendapatkan inspirasi dari orang lain, nyatanya saya tidak mampu mengubah diri saya dan memaksimalkan potensi yang saya miliki. Saat ini saya hanya ingin bahagia.
Semoga langkah hidup selanjutnya membuat saya menjadi wanita yang kuat. Saya tidak mau terjebak oleh derita. Saya ingin selalu optimis menatap masa depan karena hidup harus terus berjalan. Di tengah kesulitan pasti aka nada kemudahan. Rintangan hidup bisa menjadi kisah bagaimana menjadi manusia yang bangkit dari keterpurukan. Semua cerita kali ini bermanfaat dan menginspirasi. Salam sehat!
Komentar
Posting Komentar