Postingan

Senja di Mata Ibu

Gambar
  Mentari baru saja menapak di batas ufuk, namun di sudut kamar itu, matahari seorang ibu serasa belum terbit. Ia bernama Ibu, sedang menatap wajah putra semata wayangnya, Kenan, yang tubuhnya terbaring lesu. Dahi Kenan terasa memanggang. Ibu menempelkan telapak tangannya. "39 derajat Celsius? Ya Tuhan, kenapa tidak turun juga panasnya?" Bisikan cemas itu bagai pisau yang menusuk batinnya sendiri. Seketika, rasa khawatir yang pekat menjalar, seolah-olah demam Kenan ikut membakar syaraf-syaraf di kepala Ibu. Pandangannya berputar. Kenan yang lemah menangkap perubahan itu. "Ibu kenapa? Kok, pucat?" tanyanya, suaranya seperti tiupan angin yang nyaris tak terdengar. Ibu berjuang keras untuk tersenyum, tetapi matanya tak bisa menyembunyikan kenyataan, bola matanya berkaca-kaca menahan air yang siap tumpah. "Kamu sudah seperti ini, masih saja cerewet, Nak," ucapnya, nadanya bergetar tipis. Kenan tertawa samar, mencari celah tawa di tengah rasa nyeri. "Bu, k...

Selesai Dengan Diri Sendiri

Gambar
Sekelumit trauma di masa lalu membuat saya enggan berurusan dengan orang-orang toxic. Saya takut bicara dan tentu saja di saat mengalami fase yang berat seperti ditinggalkan saya benar-benar merasa tak bisa menutupi kenyataan. Menghadapi dunia itu tidak mudah.  Saya harus berjuang dan bertarung waktu untuk keluar dari rasa trauma. Saya ingin memeluk diri sendiri, tak peduli dengan orang lain. Saya cenderung dipengaruhi oleh keadaan. Ketika saya sadar, hanya kepada Allah saya mohon pertolongan. Sebab, ketika trauma datang tiba-tiba suara saya tercekat, wajah saya muram dan tangan saya bergetar tanpa kontrol. Rasa takut menghadapi orang-orang toxic membuat saya hampir menyerah. Bukan berarti saya lemah dalam menghadapi kenyataan. Berdiri saja saya tak mampu. Ingi rasanya membalikkan badan dan cepat-cepat melewati fase tersebut. Mulut saya seakan terkunci dan pasrah. Saya tidak bisa berkata-kata.   Apa yang harus saya lakukan untuk melewati fase trauma? Saya berusaha untuk s...

Sabar, Semua Ada Saatnya

Gambar
  Jangan buru-buru ingin menyelesaikan masalah ketika dihadapkan pada pilihan yang sulit. Jika sabar dan sholat sebagai penolong, kita masih bisa belajar untuk menyelesaikan masalah yang ada.  Hidup adalah tantangan. Apakah kita akan memahami tentang rasa syukur ketika semua kesulitan yang datang masih bisa kita nikmati. Terkadang, kita buru-buru menyimpulkan tanpa pikir panjang. Jauhi stres dan percayalah bahwa hidup tidak melulu tentang bingkai romantisme anak muda. Manfaatkan siswa waktu yang ada untuk menjalani hidup yang lebih baik.  Ketika hidup dalam ujung harapan dan yang tersisa hanyalah tawakal, maka kita akan menyerahkan sepenuhnya hanya pada Allah Swt. Tugas kita sebagai manusia adalah berserah diri pada Allah di saat semua tantangan tak ada lagi jalan keluar. Bukankah kita tidak bisa memaksakan seseorang? Setiap hati ada pemiliknya, biarkan hati kita dimiliki Allah. Cukup Allah sebagai satu-satunya pondasi hidup dan pintu harapan. Sebagai manusia kita tidak l...

Selamat Jalan Sang Pejuang Literasi

Gambar
Kau yang telah pergi menuju keabadian Mengajarkan arti kekuatan  Kau yang berani melawan kebathilan dengan pena Kau memberi arti sesungguhnya Kau berjuang untuk kehidupan  Kau tebarkan kebaikan dari lembar-lembar tulisan Semangat yang menyala,  Inspirasi tentang sebuah kebangkitan Selamat jalan Sang pejuang literasi  Namamu akan abadi di hati Karyamu yang dahulu selalu kami nanti  Menjadi sejarah yang abadi  Setiap jejak kebaikan dalam goresan penamu  Menjadi pahala yang terus mengalir, bak air sungai Mengenalmu, berlapis-lapis inspirasi  Goresan penamu menjadi sejarah yang takkan pernah hilang oleh waktu. Bumi Allah, 30 September 2025 Selamat jalan pejuang literasi, mengenang Manini dalam goresan pena. 

Pendidikan ABK, Tanggung Jawab Kita Bersama

Gambar
 Sahabat, dalam kesempatan mengikuti pelatihan di Gedung Baleka lantai 10 pada hari kamis lalu saya mendapatkan ilmu dan ingin saya bagikan pada sahabat semua agar menjadi manfaat bagi sesama. Silahkan disimak artikel di bawah ini. Awalnya, saya mendapatkan materi tentang Paradigma Inklusi Dalam Pendidikan oleh narasumber hebat yaitu Ibu Farida Kurniawati, M. Sp. Ed psikolog. Kita tahu bahwa beliau seorang dosen ilmu psikologi Universitas Indonesia. Di perguruan tinggi tersebut, kita bisa memeriksa pasien anak inklusi untuk mengidentifikasi gejala yang diderita anak inklusi, tetapi biayanya cukup mahal sekitar 1. 500.000 satu kali pertemuan untuk mendapatkan hasilnya.  Inilah yang menjadi dilema bagi sebagian orang tua karena terapi untuk anak inklusi lumayan mahal. Artinya, ini juga yang menjadi alasan orang tua sehingga jadi abai, bahkan tidak mau pusing menangani masalah anak inklusi, padahal mereka sangat butuh penangangan dari tenaga profesional. Sahabat, dalam materi yan...

Hulu Cai, Destinasi Wisata yang Keren

Gambar
 Hulu Cai destinasi wisata tahun 2025 yang aku kunjungi menjadi tempat yang asyik untuk rafting bareng sahabat. Lokasi wisata ini terletak di daerah Ciawi Bogor. Sebuah tempat wisata alam yang menyajikan pemandangan alam dengan bukit-bukit nan hijau. Pelayanan wisata yang ramah dan bersahabat juga menambah semangat datang ke sini.  Awalnya kami dikumpulkan untuk kegiatan rafting di sebuah aula. Di sana kami menerima pengarahan yang lengkap serta mendebarkan. Sebab, kegiatan rafting yang beresiko ini tidak ada yang mengawasi jadi kami harus mandiri.  Hanya ada beberapa orang panitia yang stand by di lokasi paling dalam tepatnya di hulu. Akhir dari permainan ini. Kami yang masih pemula harus menjaga diri dan tidak gegabah.  Bahaya akan selalu mengincar bila kami tidak hati-hati, panik berlebihan dan tegang. Sehingga saat kami memutuskan untuk terjun ke sungai yang curam tentu saja kami harus siap mental.  Petulangan dimulai ketika kami berjalan menuju lokasi rafti...

Menghadapi Orang yang Suka Playing Victim

Gambar
 Terkadang saya berpikir kenapa ada orang yang emosional pada sesuatu. Kenapa tidak membicarakan dengan baik-baik tanpa menghakimi orang lain dan selalu menyalahkan, menyudutkan bahkan memperlakukan dengan buruk orang lain.  Awalnya saya terkejut menghadapi orang yang toxic dan saya mengalami peristiwa yang membuat saya malu, sedih dan geram. Ya, ketika semua mata tak satu pun yang membela saya dan saya dimaki-maki tanpa ampun.  Sebenarnya saya bisa saja membela diri, tapi buat apa. Toh, apapun jawaban dan ucapan saya pasti tak di dengar oleh mereka karena orang yang emosi akan panas membara seperti api mereka tidak akan berfikir dengan logika. Saya tidak membalas sepatah kata pun orang yang menyakiti saya karena saya sadar orang yang seperti itu sedang melakukan playing victim. Saya tidak takut dengan ancaman mereka, tapi saya ingat kalau kami sedang membangun citra positif sekolah sehingga kami tidak boleh gegabah dan harus hati-hati dalam bersikap.  Saya memang ti...